ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
AREA SEKOLAH
A.
PENGKAJIAN
Hasil pengkajian yang dilakukan di SD
Rogojembangan I,II,III di wilayah kelurahan Tandang. Area sekolah tersebut
terdiri dari 3 buah sekolah dasar yang setiap sekolah terdiri dari 6 kelas,
keseluruhan siswa sebanyak 720 siswa, guru dan staff berjumlah 32 orang dan 1
penjaga sekolah. Lokasi sekolah berada dipinggir jalan, jalan menuju sekolah
tidak rata. Siswa sering terjatuh dan ada yang sampai patah tulang 0.5 % dalam
3 tahun terakhir. Bangunan sekolah merupakan bangunan permanen, lantai terbuat
dari ubin. Setiap kelas belum mempunyai tempat pembuangan sampah sementara,
namun sekolah sudah mempunyai tempat pembuangan sampah akhir yang terbuat dari
tembok yang pengelolaannya diserahkan penjaga sekolah. Oleh penjaga sekolah
biasanya sampah itu dibakar, jika hujan, dibiarkan saja tertimbun. Kondisi
lingkungan sekolah tampak bersih, ventilasi cukup, pencahayaan juga cukup.
Jendela dibuka pada pagi hari dan ditutup menjelang kegiatan sekolah usai.
Selokan yang ada di area sekolah bisa mengalir dengan lancar. Kondisi bak
penampungan air cukup bersih, terdapat jentik – jentik nyamuk tidak begitu
banyak. Sedangkan untuk fasilitas cuci tangan untuk siswa tidak ada, namun
siswa dianjurkan untuk memanfaatkan kamar mandi sebagai sarana hiegiene mereka.
Dari segi biofisik didapatkan bahwa
disekolah tersebut tidak ada siswa yang perkembangannya terhambat, proporsi
wanita lebih banyak dari pria, sebagian besar siswanya berasal dari suku Jawa.
Pengaturan secara tertulis yang
mengarah ke bidang kesehatan, kepala sekolah mengatakan belum ada. Selama ini
peraturan terbatas untuk kedisiplinan siswa saja, namun secara lisan pengajar
telah mengajarkan kepada siswanya untuk membuang sampah tidak disembarang
tempat, dan cuci tangan sebelum makan terutama untuk siswa kelas 1.
Selama ini sekolah juga memasukkan
mata ajar Penjaskes sebagai muatan lokal yang dimaksudkan sebagai salah satu
usaha agar derajad kesehatan siswa – siswanya meningkat. Untuk keindahan area
sekolah, saat pengkajian pihak sekolah sedang merenovasi, setiap kelas juga ada
taman – taman kecil yang pengelolaannya diserahkan kepada penjaga sekolah.
Sedangkan aspek hubungan antara siswa dan guru terjalin dengan baik dimana
pengajar sudah dibekali psikologi anak sehingga mereka tetap memperhitungkan
kondisi psikologi anak saat anak berada di sekolah, peraturan sekolah
memberlakukan siswa berangkat tepat pukul 07.00 – 13.00 WIB untuk siswa kelas
3, 4, 5 dan 6 kecuali hari jum’at dan sabtu, sedangkan untuk istirahat ada alokasi
waktu 2 kali yaitu pukul 09.15 – 9.30 WIB kemudian pukul 11.15 – 11.30 WIB dimaksudkan agar siswa
tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Apabila ada siswa yang
melanggar peraturan sekolah biasanya sangsi diserahkan kepada wali kelas masing
– masing, dan sangsi yang diberlakukan tidak memberatkan siswa, hanya berupa
membuat rangkuman pelajaran. Sangsi tersebut diharapkan lebih bisa mendidik
siswanya. Selama ini orang tua mendukung semua kegiatan yang ada di sekolah,
begitu juga pihak sekolah pun ikut menyertakan keterlibatan keluarga dalam
mendidik siswanya, biasanya diadakan rapat dengan wali murid, 1 tahun sekali
dan wali murid wajib mengambil rapor anaknya agar bentuk perhatian keluarga
terhadap sekolah anaknya terfasilitasi dalam program tersebut.
Dari segi sosial ekonomi didapatkan
dari hasil penuturan salah satu pengajar, hampir 75% siswanya berasal dari
kalangan menengah ke bawah. Untuk alokasi dana penunjang kesehatan secara
khusus memang belum terprogram karena selama ini alokasi dana masih terpusat
pada kegiatan belajar – mengajar yang didapatkan baik dari pemerintah ataupun
iuran siswa setiap bulannya.
Jika ditinjau dari segi nutrisi atau
kebutuhan nutrisi sekilas didapatkan bahwa kebutuhan nutrisi mereka sebagian
besar cukup, jika dilihat dari postur tubuh, untuk pemeriksaan secara
antropometrik belum bisa dilakukan. Untuk menjaga kebersihan makanan yang
dikonsumsi, pihak sekolah menyediakan kantin khusus untuk siswa – siswanya,
namun ada sebagian siswa yang lebih suka jajan diluar sekolah karena memang ada
beberapa penjaja makanan yang mangkal di depan sekolah tersebut. Untuk kualitas
makanan yang dijual, pihak kantin sekolah mengusahakan jenis makanan yang
bergizi seperti pisang goreng, tempe
goreng (mendoan) dan tersaji dalam keadaan yang terbuka. Pihak kantin sekolah
juga memilih – milih jenis makanan yang akan dijual kepada siswanya.
Selama pengkajian didapatkan bahwa
program usaha kesehatan sekolah yang ada tidak berfungsi secara optimal
demikian pula kegiatan – kegiatan UKS-nya. Fasilitas kesehatan minimal sudah
ada seperti peralatan P3K termasuk obat – obatan sederhana petugas yang
mengurus UKS pun sudah ada tetapi kegiatannya belum berjalan secara optimal.
Sedangkan sikap siswa untuk menjaga kesehatan sebagian telah mereka tunjukkan
dengan membuang sampah di tempat yang telah disediakan, cuci tangan sebelum
makan dan jajan tidak disembarang tempat, namun ada sebagian pula yang tidak.
Dari pengkajian langsung terhadap siswa didapatkan bahwa caries gigi menduduki
peringkat pertama yaitu sekitar 40 % dari seluruh siswa, sedangkan ISPA sekitar
20 % dan Diare 20 % dari seluruh siswa. Dari siswa yang mengalami caries gigi,
ISPA dan Diare mengatakan kalau mereka menyukai jenis makanan yang manis,
coklat, es, kojek, terang bulan, soto ayam yang berada diarea sekitar sekolah.
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
MASALAH
|
1
|
DS :
·
Terdapat UKS tidak berfungsi
secara optimal
·
Sudah terdapat petugas UKS
·
Kegiatan UKS belum berjalan
secara optimal
·
Motivasi orang tua siswa
terhadap program sekolah sangat tinggi
·
75 % keluarga siswa mempunyai
sosial ekonomi menengah kebawah.
DO :
·
Jumlah siswa 720 siswa
·
Sudah ada fasilitas kesehatan
seperti obat-obatan sederhana
|
Resiko terjadi penurunan derajad kesehatan anak.
|
2.
|
DS :
·
Guru mengatakan bahwa siswa
sering terjatuh dan ada yang sampai mengalami patah tulang
DO :
·
Lokasi sekolah berada di
pinggir jalan
·
Jalan menuju sekolah tidak
rata
·
Angka kejadian patah tulang
0,5 % dalam setahun.
|
Resiko terjadi injuri pada siswa sekolah
|
3.
|
DS :
·
Banyak siswa yang jajan di
dekat sekolah dengan kualitas makanan
seperti : yang tersaji dalam keadaan
terbuka.
DO :
·
40 % dari jumlah siswa
menderita caries gigi.
|
Caries gigi pada siswa sekolah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar