MAKALAH
ASIDOSIS
METABOLIK
Definisi
Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang
berlebihan,yang di tandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui system penyangga PH,darah akan benar benar
menjadi asam. Seiring dengan menurunnya PH darah,pernafasan menjadi lebih dalam
dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya ginjal juga akan
berusaha mengkonpensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak
asam dalam urin.
Tetapi ke-2 mekanisme tersebut bisa terlampaui jika
tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam. Sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan
koma.
Asidosis metabolic (kekurangan HCO3 ) adalah
gangguan sistemik yang di tandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat
plasma,sehingga menyebabkan terjadinya penurunan Ph (peningkatan [H+]). [HCO3-]
ECF adalah kurang dari 22 mEq/L dan pH nya kurang dari 7,35. Konpensasi perbapasan
kemudian segera di mulai untuk menurunkan PaCO2
melalui hoperventilasi sehingga asidosis metabolic jarang terjadi secara
akut.
Penyebab
Penyebab asidosis metabolic dapat dikelompokkan ke
dalam 3 bentuk utama :
·
Jumlah asam dalam tubuh
dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang dapat
mengakibatkan asidosis bila di makan di anggap beracun. Contohnya adalah
methanol (alcohol kayu ) dan zat anti beku (etilen glikol ). Overdosis
aspirinpun dapat menyebabkan asidosis metabolic.
·
Tubuh dapat
menghasilkan asam yang berlebihan sebagai
suatu akibat dari beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah
diabetes tipe 1. Jika diabetes tidak dikendalikan dengan baik, tubuh akan
memecah lemak dan menghasilkan asam yang di sebut keton. Asam yang berlebihan
juga di temukan pada shok stadium lanjut, dimana asam laktat di bentuk dari metabolism gula.
·
Asidosis metabolic bisa
terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya. Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika
ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini di kenal
sebagai asidosis tubulus renalis, yang
biasa terjadi pada penderita gagal ginjal atau pada penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
membuang asam.
Penyebab
utama asidosis metabolic:
Ø gagal
ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelianan
bentuk ginjal )
Ø ketoasidosis
diabetikum
Ø asidosis
laktat (bertambahnya asam laktat )
Ø bahan
beracun seperti etilen glikol,overdosis
salisilat,methanol,paraldehid,asetozalmid atau ammonium klorida.
Ø kehilangan
basa (misalnya bikarbonat )melalui saluran pencernaan karena diare,ileostomi
dan kolostomi.
Ø Kelaparan
Ø Syok
Ø Diare
Ø Penggunaan
obat (methanol,etanol,as.formik,peraldehid,aspirin )
Penyebab mendasar asidosis metabolic adalah
penembahan asam terpiksasi
(nonbikarbonat ),kegagalan ginjal untuk menngekskresi beban asam
harian,atau kehilangan beban bikarbonat basa. Penyebab asidosis metabolic
umumnya di bagi dalam dua kelompok berdasarkan selisih anion yang normal atau
meningkat.
Seperti telah
di jelaskan sebelumnya,selisih anion dihitung dengan mengurangi kadar Na + dengan jumlah dari kadar Cl – dan
HCO3- plasma. Nilai normalnya adalah 12. Penyebab asidosis metabolic dengan
selisih anion yang tinggi adalah peningkatan anion tak terukur seperti asan
sulfat,asan fospat,asam laktat dan asam asam organic lainnya.
Apabila
asidosis di sebabkan oleh kehilangan
bikarbonat (seperti pada diare ) ,atau bertambahnya asam klorida (contohnya
pada penberian amnion klorida ),maka selisih amnion akan normal.
Sebaliknya,jika asidosis disebabkan oleh peningkatan produksi asam organic
(seperti asam laktat pada syok sirkulasi )atau retensi asam fospat dan asam
sulfat (contohnya pada gagal ginjal )maka kadar anion tak teerukur (selisih
anion ) akan meningkat.
Pada asidosis anion normal ,kehilangan HCO3- dapat
terjadi melalui saluran cerna atau ginjal.
Diare,fistula
usus halus dan uretrosigmoidestomi dapat menyebabkan kehilangan HCO3-secara
bermakna,sedangkan reabsorbsi HCO3-oleh ginjal menurun pada asidosis tubulus
proksimal ginjal atau orang yang mendapat pengobatan debgab inhibitor karbonik
dehidrase seperti asetozolamid.
Klorida
berkonpetisi dengan HCO3-dalam mengikat Na+ sehingga berkaitan dengan asam basa
tubuh. Apabila HCO3-keluar tubuh dan[HCO3-]serum menurun,maka timbul konpensasi
berupa peningkatan [Cl-] plasma,karna jumlah anion dan kation dalam ECF harus
sama untuk mempertahankan muatan listrik yang netral. Hal tersebut menimbulkan asidosis
metabolic hiperkloremik .
pemberian garam
klorida yang berlebihan (misalnya NH4Cl ) juga dapat menyebabkan asidosis
metabolic hiperkloremik. Asidosis yang di sebabkan oleh pemberian larutan IV
secara cepat biasanya bersifat ringan,sementara dan disebut sebagai asidosis
delusional.
Keadaan yang sering terjadi adalah syok atau perpusi
jaringan yang tidak memadai karena berbagai sebab,sehingga menyebabkan
penumpukan jumlah besar asam laktat. Ketoasidosis diabetic (DKA), kelaparan,
dan intoksikasi etanol menyebabkan peningkatan selisih anion karena retensi
asam sulfat dan asam fospat. Keracuna yang disebabkan oleh overdosis
salisilat,methanol atauetilen glikol meningkatkan selisih anion melalui
peningkatan asam organic (salisilat,pormmat,oksilat ).
Penyebab
asidosis metabolic
Selisih
anion normal (hiperkloremik )
-
Kehilangan bikarbonat
kehilangan melalui saluran cerna :
diare,ileostomi,fistula pancreas,biliaris atau usus halus ureterosigmoidostomi.
-
Kehilangan melalui
ginjal
Asidosis tubulus proksimal ginjal (RTA )
Inhibitor karbonik anhidrase (asetozolamid )
Hipoaldosteronisme
-
Peningkatan beban asam:
Ammonium klorida (NH4Cl àNH3+HCl
)
Cairan cairan hiperamentasi.
-
Lain-lain
Pemberian IV larutan salin secara cepat
Selisih
anion meningkat
-
Peningkatan produksi
asam
Asidosis laktat: laktat (perfusi jaringan atau
oksigenasi yang tidak memadai seperti pada syok atau henti kardiopulmonal )
Ketoasidosis diabetic: beta-hidrosibutirat
Kelaparan : asam-asam keto
Intoksikasii alcohol : peningkatan asan-asan keto
-
Menelan subtansi toksik
Overdosis salisilat :salisilat ,laktat,keton
Methanol atau formaldehid :format
Etilen glikol (anti beku ): oksilat,glikolat
-
Kegagalan ekskresi asam
:tidak adanya ekskresi NH4+; retensi asam sulfat dan asam fospat
Gagal ginjal akut atau kronis.
Gambaran
klinis dan diagnosis
Asidosis ringan bisa tidak menimbulkan gejala,namun
biasanya penderita merasakan mual,muntah dan kelelahan. Pernapasan lebih dalam
dan menjadi lebih cepat, namunkebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis,penderita mulai merasakan kelelahan yang
luar biasa,rasa ngantuk,semakin mual dan mengalami krbingungan . bila asidosis
semakin memburuk,tekanan darah dapat menurun,menyebabkan syok,koma dan
kematian.
Diagnose asidosis
biasanya di tegakkan berdasarkan hasil pengukuran PH darah yang diambil
dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan ). Darah arteri
digunakan sebagai contoh. Karena darah vena tidak akurat untuk mengatur PH
darah. Untuk mengetahui penyebabnya,dilakukan pengukuran kadar bikarbonat dan
bikarbonat dalam darah.
Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk
membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya
menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah
menunjukkan bahwa asidosis metabolic yang terjadi di sebabkan oleh keracunan
atau overdosis, kadang kadang dilakukan pemeriksaaan air kemih secara
mikroskopis dan pengukuran PH air kemih.
Pasien dapat asimtomatik,kecuali jika [HCO3-] serum
turun di bawah 15 mEq/L. pernapasan kusmaul (napas dalam dan cepat yang
menunjukkan adanya hiperventilasi konpensatorik ) mungkin lebih menonjol pada
asidosis akibat ketoasidosis diabetic di
bandingkan pada asidosis akibat gagal ginjal. Gejala dan tanda utam
asidosis metabolic adalah kelainan
kardiovaskuler,neorologis dan fungsi tulang. Apabila pH di bawah 7,1 ,maka
terjadi penurunan kontraktilitas jantung dan respons inotropik terhadap
ketokolamin. Bisa juga terjadi vasodilatasi verifier. Efek-efek ini dapat
menyebabkan terjadinya hipotensi dan disritmia jantung.
Gejala neorologis dapat brupa kelelahan hingga koma
yang di sebabkan oleh penurunan pH cairan serebrospinal. Dapat juga terjadi
mual dan muntah. Gejala-gejala neorologik lebih ringan pada asidosis metabolic di bandingankan pada
asidosis respiratorik,karena CO2 yang larut dalam lemak lebih cepat menembus
sawar darah otak di bandingkan dengan HCO3- yang larut dalam air.
Mekanisme buffer H+ oleh bikarbonat tulang dalam
asidosis metabolic penderita gagal ginjal kronis ,akan menghambat pertumbuhan
anak dan dapat menyebabkan terjadinya berbagai kelainan tulang (osteodistropi
ginjal )
PATHWY / PATOFISIOLOGI
·
Ileostomi
·
Diare
kehilangan basa
·
Colostomi (bikarbonat)
Asidosis
Metabolik
·
Mual
·
Muntah
·
Kebingungan
·
Hiperventilasi
·
Kelelahan
Tanda
dan gejala
Ø Sakit
kepala
Ø Bingung
Ø Kemerahan
pada kulit
Ø Takikardi
Ø Takipnea
Ø Kedalaman
pernapasan dank ram abdomen
Ø Latergi
Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya.
Sebagai contoh ,diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan
dilatasi dengan membuang bahan racun
tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan analisa untuk
mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabilik juga dapat diobati secara
langsung bila terjadi asidosis ringan,yang di perlikan hanya caira intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat,diberikan bikarbonat mungkin secara
intravena ,tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat
membahayakan.
PENANGANAN
Tujuam penanganan asidosis metabolic adalah untuk
meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman,dan mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Untuk dapat
kembali ke batas aman pada pH 7,20 atau 7,25 hanya di butuhkan sedikit
peningkatan pH. Gangguan proses psikologis yang serius baru timbul jika HCO3-
<15 mEq/L dan pH <7,20. Asidosis metabolic aharus dikoreksi secara
berlahan untuk menghindari timbulnya komplikasi akibat pemberian NaHCO3 IV berikut
ini :
1. Peningkatan
cairan serebrospinal (CSF) dan penekanan pacu pernafasan ,sehingga menyebabkan
berkurangnya konpensasi pernapasan.
2. Alkalosisis respiratorik respiratorik karena pasien
cenderung hiperventilasi selama beberapa jam setelah asidosis ECF terkoreksi.
3. Pergeseran
kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri pada komplikasi alkalosis
respiratorik,yang meningkatkan afinitas oksigen terhadap hemoglobin dan mungkin
mengurangi hantaran oksigen ke jaringan .
4. Alkalosis
metabolic (karena tidak terjadi kehilangan bikarbonat potensial, dan asam-asam
keto dapat di metabolism kembali menjadi laktat ) pada penderita ketoasidosis
diabetic (DKA ). Pemakaian insulin juga biasanya dapat memulihkan keseimbangan
asam basa ;namun penting untuk melakukan pemantauan K+ serum selama asidosis
dikoreksi ,karena asidosis dapat menutupi kekurangan K+ yang terjadi.
5. Asidosis
metabolic berat di sebabkan oleh koreksi asidosis laktat yang berlebihan akibat
henti jantung. Beberapa penyelidik juga menemukan bahwa ph serum dapat mencapai
7,9 dan bikarbonat serum 60 -70 mEq/L pada infuse NaHCO3 yang sembarangan
selama resusitasi kardiopulmonal.
6. Hipokalsemia
pungsional akibat pemberian NaHCO3 IV
pada pasien gagal ginjal dengan asidosis metabolic berat (asidosis dapat
menutupi hipokalsemia yang terjadi karena [Ca++] lebih mudah larut dalm media
asam;Ca++ kurang larut dalam medium basa ), sehingga terjadi tetani,kejang dan
kematian. Hemodialisis adalah penangana yang umum di lakukan pada asidosis
metabolic.
7. Kelebihan
beban sirkulai yang serius (hipervolemia ) pada pasien yang telah
mengalami kelebihan volume ECF, seperti
pada gagal jantung kongestif atau gagal ginjal.
Larutan
ringer laktat IV biasanya merupakan cairan pilihan untuk memperbaiki keadaan
asidosis metabolic dengan selisia anion normal serta kekurngan volume ECF yang sering menyertai keadaan ini.
Natrium laktat di metabolism secara perlahan dalam tubuh menjadi NaHCO3, dan
memperbaiki asidosis secara berlahan.
Penagnana
asidosis metabolic dengan selisish anion yang tinggi,umumnya langsung bertujuan
untuk memperbaiki factor penyebab. Penanganan asidosis sendiri hanya dibutuhkan
jika memyebebkan gangguan fungsi organ yang serius (HCO3- <10 mEq/L). pada
keadaan ini,diberikan NaHCO3 yang secukupnya untuk menaikkan HCO3- menjadi 15 mEq/L dan pH kira-kira sampai 7,20 dalam jangka waktu 12 jam (schrier,1997)
Pemeriksaan
laboratorium
pH
<7,35, PCO2 normal (jika tidak di konpensasi ) atau < 35 mmHg ( jika
dikonpensasi ). PCO2 normal atau meningkat ( dengan pernapasan yang dalam dan
cepat ). SaO2 normal,bikarbonat < 22 mEq/L, kalium > 5,3 mEq/L.
REFERENSI
Perry & Potter : Fundamental Keperawatan ,ed 4,vol
2,Jakarta,2005,EGC.
Price Sylvia A &
Wilson Lorraine M. : Patofisiologi,ed
6,vol 1,Jakarta,2003,EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar